top of page
LOGO-EFORTECH-PNG-1.png

Gagal Adaptasi = Tertinggal! Ini Cara Engineer Bertahan di Era Teknologi

  • Bella
  • Dec 4
  • 3 min read

Era digitalisasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia keteknikan. Perkembangan teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), komputasi awan (cloud computing), dan big data telah menciptakan tantangan baru sekaligus membuka peluang besar bagi para engineer. Agar dapat bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang terus berubah ini, engineer dituntut untuk tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, serta strategi yang tepat untuk menjawab kebutuhan industri modern.


Tantangan Engineer di Era Digitalisasi

Transformasi digital membawa sejumlah tantangan signifikan bagi para engineer:


  1. Kecepatan Perkembangan Teknologi

Engineer dihadapkan pada teknologi yang terus berubah dengan cepat. Hal ini menuntut mereka untuk selalu belajar dan menyesuaikan diri agar tidak tertinggal. Seitz & Vogel‐Heuser menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin karena sistem produksi yang semakin kompleks dan saling terhubung.


  1. Kebutuhan Keterampilan Baru

Engineer kini harus menguasai teknologi baru seperti AI, cloud computing, dan data analytics. Ospina Usaquén & Navarrete Cárdenas menyatakan bahwa kurikulum teknik perlu diperbarui untuk menjawab tantangan ini.


  1. Keamanan Siber (Cybersecurity)

Di era digital, sistem dan data rentan terhadap serangan siber. Engineer harus memahami prinsip dasar cybersecurity untuk melindungi sistem dari potensi ancaman.


  1. Kompleksitas Sistem dan Interoperabilitas

Sistem teknik saat ini semakin kompleks dan harus mampu berinteraksi dengan berbagai platform dan teknologi. Engineer harus mampu mendesain sistem yang fleksibel, modular, dan terintegrasi.


  1. Kebutuhan Soft Skill

Engineer juga harus memiliki kemampuan komunikasi, kerja tim, dan pemecahan masalah untuk dapat bekerja secara efektif dalam tim multidisiplin.


Keterampilan dan Strategi Engineer Menghadapi Digitalisasi


Menghadapi tantangan digital tidak cukup hanya dengan keterampilan teknis yang mumpuni. Engineer masa kini dituntut untuk memiliki pendekatan strategis yang adaptif, kolaboratif, dan berkelanjutan. Berikut ini adalah kombinasi keterampilan dan strategi yang dibutuhkan:


  1. Cloud Computing

Cloud computing menyediakan resource komputasi berbasis internet yang efisien dan fleksibel. Engineer perlu memanfaatkan layanan seperti AWS, Azure, atau GCP untuk membangun sistem yang scalable dan hemat biaya. Strateginya bisa dimulai dari kursus online hingga eksplorasi proyek pribadi berbasis cloud. Menurut Google Cloud[3], dengan sistem ini, engineer tak perlu mengelola sendiri resource fisik dan hanya membayar layanan sesuai kebutuhan.


  1. Data Engineering & Data Analytics

Data adalah aset penting dalam transformasi digital. Engineer perlu memahami proses ETL (Extract, Transform, Load), big data, dan visualisasi data untuk menghasilkan insight bernilai bagi organisasi. Seperti disebutkan dalam artikel DanaCita, penguasaan data memungkinkan engineer berkontribusi secara strategis dalam pengambilan keputusan.


  1. DevOps dan CI/CD

DevOps menyatukan pengembangan dan operasional untuk mempercepat inovasi. Engineer yang mengadopsi praktik CI/CD mampu mempercepat siklus rilis perangkat lunak tanpa mengorbankan kualitas. Strateginya adalah mempelajari alat seperti Jenkins, GitHub Actions, atau GitLab CI. Seperti dijelaskan dalam Blog Google Cloud, otomatisasi ini meningkatkan efisiensi dan kemampuan tim dalam menrespon kebutuhan pasar.


  1. Cybersecurity

Dengan meningkatnya ancaman digital, keamanan siber menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk engineer. Mereka perlu memahami dasar-dasar keamanan seperti enkripsi, autentikasi, dan manajemen akses. Menurut artikel di CloudComputing.id[6], cybersecurity menjadi krusial karena semakin banyak sistem dan data penting terhubung ke internet.


  1. Penguasaan Bahasa Pemrograman Modern

Bahasa seperti Python, Go, dan JavaScript memiliki peran masing-masing dalam pengembangan aplikasi digital. Python unggul di bidang data science dan automasi, Go dalam efisiensi sistem, dan JavaScript untuk pengembangan web. Mengikuti perkembangan tren pemrograman membantu engineer menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri yang terus berubah.


  1. Soft Skills dan Pendekatan Adaptif

Engineer juga perlu mengasah kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi, dan adaptabilitas. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam kolaborasi lintas disiplin, sebagaimana ditekankan oleh Seitz & Vogel‐Heuser dalam konteks sistem produksi yang kompleks dan bergantung pada koordinasi tim lintas bidang.Strategi utama untuk mengembangkan soft skill ini adalah dengan aktif terlibat dalam proyek tim, terbuka terhadap feedback, serta menerapkan prinsip agile dan lean dalam proses kerja. Engineer juga didorong untuk melakukan pembelajaran berkelanjutan, seperti yang disebutkan oleh Ospina Usaquén & Navarrete Cárdenas, bahwa kurikulum teknik harus diperbarui agar sesuai dengan kebutuhan digital saat ini.


Kesimpulan

Digitalisasi bukan sekadar tren teknologi, melainkan perubahan menyeluruh dalam cara engineer bekerja, berpikir, dan berkolaborasi. Untuk tetap relevan, engineer perlu membekali diri dengan keterampilan teknis seperti cloud computing, data analytics, dan cybersecurity, sekaligus mengembangkan kemampuan beradaptasi dan bekerja lintas disiplin. Strategi berkelanjutan seperti pembelajaran mandiri, eksplorasi teknologi baru, dan penerapan prinsip kerja agile menjadi kunci keberhasilan dalam era digital ini. Dengan kesiapan ini, engineer tidak hanya akan mampu bertahan, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk masa depan digital yang lebih baik.


Sumber:


Comments


bottom of page